Misteri Waktu Shalat Lima Waktu












Shalat menurut bahasa adalah doa yang baik, sedangkan menurut istilah adalah suatu ibadah yang mengandung ucapan (bacaan) dan perbuatan tertentu yang dimualai dengan takbirotulihram dan diakhiri dengan salam.


Shahalat dalam pengertian “doa” antara lain dijumpai dalam QS. At-Taubah ayat 103 yang artinya: Dan mendoalah untuk mereka. Sesunguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dasar hukum shalat dalam al-Qur’an cukup banyak, di antaranya dalam firman Allah dalam surah al-Baqarah(2) ayat 43 yang artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. Selain dijelaskan dalam al-Qur’an kewajiban shalat juga dijelaskan dalam hadits yang artinya: Rasululloh bersabda ”Amalan hamba Allah yang pertama kali diperhitungkan di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, dan jika shalatnya rusak (tidak baik) maka rusak pula seluruh amalnnya (HR. at-Thabrani). Berdasarkan ayat dan hadits di atas, ulama fikih sepakat menyatakan bahwa shalat itu merupakan kewajiban yang harus diketahui dan dilaksanakan setiap individu muslim.


Sejarah pensyariatan shalat terjadi setelah Rasulullah melakukan isra’ mi’raj, yaitu lebih kurang satu tahun sebelum hijrah. Akan tetapi menurut ulama madzhab Hanafi, kewajiban shalat ditetapkan pada malam hari ketika nabi Muhammad melakukan isra’, yaitu malam Jum’at tanggal 10 Ramadhan, satu setengah tahun setelah hijrah.


Shalat tidak hanya menjadi kewajiban umat muslim untuk melaksanakannya, tetapi shalat juga memiliki hikmah tersendiri, karena shalat merupakan ibadah utama dalam Islam, yaitu setelah megucapkan dua kalimat syahadat. Shalat disyariatakan dalam rangka bersyukur atas segala nikmat Allah yang diturunkan kepada manusia. Dari segi keaagamaan, shalat merupakan tali yang menghubungkan dan mengikat seseorang dengan penciptanya. Melalui shalat seorang hamba dapat mengagungkan kebesaran Allah SWT, mendekatkan diri, berserah diri kepada-Nya, dan menimbulkan perasaan yang tentram bagi diri yang shalat dalam menempuh berbagai persoalan hidup. Sudah dijelaskan dalam QS. Al-Mu’minun ayat 1-2 yang berbunyi:


قد افلح المؤمنون الذين هم في صلا تهم خاشعون


“sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya”


Dalam kitab Fashalatan karangan KH. Muhammad Asnawi Khady menjelaskan tentang sebuah hadits tentang keutamaan shalat yang berbunyi:


قال رسولالله صلى الله عليه وسلم لو ان نهرا ببان احد كم يغتمل منه كل يوم خمس مرات هل يبق من د رنه شئ ؟ قلوا لا يبق مند رنه شئ


قال فذ لك مثل الصلوا ت الخمس يحموالله بهن الخطايا. الحدث


“Rasulullah bersabda: Apa pendapatmu, jika di depan rumahmu ada sungainya, dan setiap hari kalian mandi di sungai tersebut lima kali. Apa masih ada kotoran yang tertinggal ? Para sahabat menjawab: Tidak, ” Rasulullah SAW kemudian berkata: “Demikian itulah shalat lima waktu, Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan orang yang shalat dengan mengerjakan shalat tersebut”. ( HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dari Usman Bin Affan).


Shalat juga mengajari kita untuk memperdalam rasa disiplin diri dan membuat sesorang bersikap jujur dan berpendirian, menampilkan pribadi yang memiliki akhlak yang mulia, dan memberikan ketenangan jiwa dalam menghadapi berbagai godaan dunia. Shalat juga memberikan pelajaran terhadap manusia untuk selalu menjaga ikatan persaudaraan dan persatuan masyarakat, shalat merupakan alat perekat hubungan sosial di tengah masyarakat dan berbuat untuk kesejahteraan bersama melalui shalat berjamaah.




b. Makna Waktu Shalat


Menurut para ahli perubahan waktu shalat bersamaan dengan perubahan alam dan dirasakan dengan perubahan warna alam.



Subuh


Pada waktu Subuh alam berada pada sprektum biru muda yang bersesuian dengan frekuensi tiroid atau gelenjar gondok. Dalam ilmu fisiologi tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisme tubuh manusia. Selain itu mereka yang terlelap pada waktu subuh dapat menghadapi masalah rejeki dan komunikasi.



Dzuhur


Pada waktu Dzuhur alam berubah menguning dan ini berpengaruh pada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga mempunyai pengaruh terhadap hati. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan shalat dzuhur berulang kali dapat menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.


Ashar


Pada waktu Ashar alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat, rahim, ovarium atau indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseoranag. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar dapat menurun daya kreativitasnya.


Maghrib


Pada waktu Maghrib warna alam kembali berubah menjadi merah. Pada waktu ini Jin dan Iblis sangat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu




Isya


Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak.

Baca Juga

Komentar