Ma'ruf Khozin
Bukan cuma Indonesia yang menghadapi tuduhan negara Kafir dan Thaghut sehingga harus membela diri sendiri, ternyata Negeri mayoritas umat Islam di semenanjung Timur Tengah juga menghadapi ujian yang sama.
Syaikh Albani yang biasanya mensyirikkan banyak hal seperti Tawassul di kuburan, kini beliau membela diri menjawab tuduhan kafir:
ﻓﺄﻥ ﺃﺻﻞ ﻓﺘﻨﺔ اﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺰﻣﺎﻥ - ﺑﻞ ﻣﻨﺬ ﺃﺯﻣﺎﻥ - ﻫﻮ ﺁﻳﺔ ﻳﺪﻧﺪﻧﻮﻥ ﺩاﺋﻤﺎ ﺣﻮﻟﻬﺎ ﺃﻻ ﻭﻫﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:} ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ { (44 - اﻟﻤﺎﺋﺪﺓ) ﻓﻴﺄﺧﺬﻭﻧﻬﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻓﻬﻮﻡ ﻋﻤﻴﻘﺔ ﻭﻳﻮﺭﺩﻭﻧﻬﺎ ﺑﻼ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺩﻗﻴﻘﺔ
Sumber ujian Takfir di masa ini bahkan sejak masa lampau adalah ayat yang mereka bicarakan tanpa memahaminya selamanya, yaitu "Barang siapa berhukum dengan selain hukum Allah maka mereka adalah kafir" (al-Maidah 44). Mereka mengambilnya tanpa pemahaman mendalam dan menyampaikannya tanpa pengetahuan yang detail (Fitnah at-Takfir 1/5). Kitab ini diberi sambutan oleh ulama wahabi lainnya yaitu Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utsaimin.
Demikian halnya ulama besar dari Syria Syaikh Ramadlan al-Buthi dalam kitabnya "Hakadza Fal Nad'u ila al-Islam", dengan pemahaman yang kurang lebih mirip seperti jawaban ulama ahli Tafsir Syaikh Fakhruddin ar-Razi:
ﻭاﻟﺨﺎﻣﺲ: ﻗﺎﻝ ﻋﻜﺮﻣﺔ: ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺘﻨﺎﻭﻝ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻭﺟﺤﺪ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ، ﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻋﺮﻑ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻠﻪ ﻭﺃﻗﺮ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻠﻪ، ﺇﻻ ﺃﻧﻪ ﺃﺗﻰ ﺑﻤﺎ ﻳﻀﺎﺩﻩ ﻓﻬﻮ ﺣﺎﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺗﺎﺭﻙ ﻟﻪ، ﻓﻼ ﻳﻠﺰﻡ ﺩﺧﻮﻟﻪ ﺗﺤﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ، ﻭﻫﺬا ﻫﻮ اﻟﺠﻮاﺏ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.
"(Jawaban) kelima. Ikrimah berkata tentang firman Allah (al-Maidah 44) hanya mencakup orang yang ingkar dengan hatinya dan menentang dengan mulutnya bahwa itu adalah hukum Allah, hanya saja ia mekaksanakan hal yang sebaliknya maka ia tetap berhukum kepada hukum Allah namun ia meninggalkannya (tanpa mengingkarinya). Maka tidak dapat masuk dalam ayat tersebut. Inilah jawaban yang sahih. Wallahu A'lam. (Tafsir Kabir Mafatih al-Ghaib 126/368)
Malam terakhir di Bogor, 2 Agustus 2016
Bukan cuma Indonesia yang menghadapi tuduhan negara Kafir dan Thaghut sehingga harus membela diri sendiri, ternyata Negeri mayoritas umat Islam di semenanjung Timur Tengah juga menghadapi ujian yang sama.
Syaikh Albani yang biasanya mensyirikkan banyak hal seperti Tawassul di kuburan, kini beliau membela diri menjawab tuduhan kafir:
ﻓﺄﻥ ﺃﺻﻞ ﻓﺘﻨﺔ اﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺰﻣﺎﻥ - ﺑﻞ ﻣﻨﺬ ﺃﺯﻣﺎﻥ - ﻫﻮ ﺁﻳﺔ ﻳﺪﻧﺪﻧﻮﻥ ﺩاﺋﻤﺎ ﺣﻮﻟﻬﺎ ﺃﻻ ﻭﻫﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:} ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ { (44 - اﻟﻤﺎﺋﺪﺓ) ﻓﻴﺄﺧﺬﻭﻧﻬﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻓﻬﻮﻡ ﻋﻤﻴﻘﺔ ﻭﻳﻮﺭﺩﻭﻧﻬﺎ ﺑﻼ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺩﻗﻴﻘﺔ
Sumber ujian Takfir di masa ini bahkan sejak masa lampau adalah ayat yang mereka bicarakan tanpa memahaminya selamanya, yaitu "Barang siapa berhukum dengan selain hukum Allah maka mereka adalah kafir" (al-Maidah 44). Mereka mengambilnya tanpa pemahaman mendalam dan menyampaikannya tanpa pengetahuan yang detail (Fitnah at-Takfir 1/5). Kitab ini diberi sambutan oleh ulama wahabi lainnya yaitu Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utsaimin.
Demikian halnya ulama besar dari Syria Syaikh Ramadlan al-Buthi dalam kitabnya "Hakadza Fal Nad'u ila al-Islam", dengan pemahaman yang kurang lebih mirip seperti jawaban ulama ahli Tafsir Syaikh Fakhruddin ar-Razi:
ﻭاﻟﺨﺎﻣﺲ: ﻗﺎﻝ ﻋﻜﺮﻣﺔ: ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺘﻨﺎﻭﻝ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻭﺟﺤﺪ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ، ﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻋﺮﻑ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻠﻪ ﻭﺃﻗﺮ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻠﻪ، ﺇﻻ ﺃﻧﻪ ﺃﺗﻰ ﺑﻤﺎ ﻳﻀﺎﺩﻩ ﻓﻬﻮ ﺣﺎﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺗﺎﺭﻙ ﻟﻪ، ﻓﻼ ﻳﻠﺰﻡ ﺩﺧﻮﻟﻪ ﺗﺤﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ، ﻭﻫﺬا ﻫﻮ اﻟﺠﻮاﺏ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.
"(Jawaban) kelima. Ikrimah berkata tentang firman Allah (al-Maidah 44) hanya mencakup orang yang ingkar dengan hatinya dan menentang dengan mulutnya bahwa itu adalah hukum Allah, hanya saja ia mekaksanakan hal yang sebaliknya maka ia tetap berhukum kepada hukum Allah namun ia meninggalkannya (tanpa mengingkarinya). Maka tidak dapat masuk dalam ayat tersebut. Inilah jawaban yang sahih. Wallahu A'lam. (Tafsir Kabir Mafatih al-Ghaib 126/368)
Malam terakhir di Bogor, 2 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar