JALAN YANG LURUS
Oleh Dr. KH. Hilmy Muhammad.
وَهَٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا، قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ. لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ، وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. [126] Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya, dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. [127])
Yg dimaksud dg "jalan yg lurus" dalam ayat ini adalah agama Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ayat sebelumnya. Islam disebut "jalan", karena Islam menuntun kepada tujuan yg benar, yaitu tauhid. Yg selain Islam karena itu bukan jalan, atau bukan sarana yg tepat dalam meraih kebahagiaan. Jalan Islam juga dinyatakan sebagai "lurus" karena ini jalan yg benar, dan yg paling dekat menuju tujuan. Dan disebabkan keadaannya yg lurus dan tidak berkelok-kelok, maka jalan ini mudah ditempuh dan tidak membikin capek penggunanya.
Ayat selanjutnya memberikan janji kepada siapapun yg menempuh jalan ini akan ditempatkan di surga, Darus-salam. Surga disebut sebagai tempat keselamatan karena berbagai jaminan disiapkan bagi siapapun yg menempatinya, baik jaminan kesehatan dan kesejahteraan, serta terhindar dari segala gangguan dan mara bahaya. Dan bagi para penghuninya, Allah menjanjikan dua kado istimewa: pertama, mereka akan selalu berada dekat dg Allah, dan kedua, selama di sana, Allah akan senantiasa menjadi pelindung mereka.
Antara kesimpulan yg dapat diambil dari dua ayat ini, surga sebagai tempat kenikmatan dan keselamatan dijanjikan bagi mereka yg berada di jalan yg lurus. Dan tentu, agar bisa senantiasa berada di jalan yg lurus, setiap orang harus fokus, penuh perhatian dan konsentrasi terus-menerus. Seperti saat menempuh jalan tol bebas hambatan, kelalaian dan kelengahan dapat menyebabkan orang terkeluar dari jalan, dan mengakibatkan kecelakaan, tabrakan atau tercebur jurang. Inilah yg mengharuskan orang untuk selalu berhati2 dan waspada, dengan cara senantiasa mawas diri, muhasabah dan introspeksi, melihat dan mencermati: apakah perkataan, perbuatan dan perilakunya sudah sesuai dg norma agama, ataukah malah sudah menyeleweng dari ajaranNya. Ini penting dilakukan guna memastikan kebaikan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Demikian, semoga bermanfaat dan wallahu a'lamu bish-shawab.
Komentar
Posting Komentar