Nu'man bin Tsabit yang dikenal
dengan sebutan
*Abu Hanifah*,
atau populer disebut
*IMAM HANAFI*,
pernah berpapasan
dengan anak kecil yang berjalan
mengenakan sepatu kayu
(terompah kayu).
Sang Imam berkata:
_"Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."_
Bocah ini pun tersenyum
dan mengucapkan terima kasih,
dan bertanya:
_"Bolehkah saya tahu namamu Tuan?"_
_"Nu'man namaku",_
Jawab sang Imam.
_"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar *Al-imam Al-a'dhom*. (Imam Agung) itu..??"_
tanya si bocah.
_"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakat-lah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."_
Si bocah berkata lagi:
_"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. *Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal,* jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya."_
Ulama terkenal yang diikuti banyak umat itupun tersungkur menangis.
*Imam Abu Hanifah*
bersyukur.
Siapa sangka,
peringatan datang dari lidah
seorang bocah.
Betapa banyak manusia
*tertipu karena popularitas,*
*tertipu karena kedudukan dan jabatan,*
*tertipu karena gelar*
*tertipu karena maqom dan posisi,*
*tertipu karena harta yang berlimpah,*
*tertipu karena status sosial dll.*
Jangan sampai kita
~tergelincir...
~jadi angkuh
&
~sombong.
karenanya,
PEPATAH MENGATAKAN:
*_"SEPASANG TANGAN YANG MEMEGANGMU KALA TERJATUH, LEBIH HARUS KAU PERCAYAI_* _*DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA ENGKAU TIBA DI PUNCAK SUKSESMU".*
Jazakumullah
...11032020...
Komentar
Posting Komentar