Tanya:
Apakah yang menjadi tanda-tanda orang yang bertakwa? Atas jawaban Bapak saya ucapkan terima kast
(Mujayin - Jl. Diponegoro 47 Parakan)
Jawab:
Tanda orang yang bertakwa itu antara lain:
- beriman kepada yang gaib, yang tak terindra seperti iman terhadap adanya Allah, para malaikat, hari kebangkitan, surga, neraka, dan sebagainya. (Dan ini tampak dari sikap perbuatan yang sesuai dengan tututan iman tersebut),
- ajeg (rutin) dalam mengerjakan salat;
- mau menafkahkan sebagian hartanya (berzakat), bersedekah dan sebagainya;
- beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan kitab-kitab Allah lainnya yang diturunkan kepada para utusan sebelum Nabi Muhammad Saw;
- yakin terhadap hari kemudian;
- menyantuni anak yatim dan kaum lemah;
- bila berjanji selalu menepati;
- bersyukur bila mendapat kenikmatan dan bersabar bila mendapat cobaan. Seperti dalam Al-Quran surah 2, Al-Baqarah: 1-4:
الم. ذلك الكتاب لأريب فيه. هدى للمتقين الذين يؤمنون بالغيب ويمون الصلوة ومما رزقناهم يلفون. والذين ؤمون بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك. وبالآخرة هم يوقون (البقرة: 1-4 )
"Alif lam miim. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk hagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepaada yang gaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab yang diturunkan sebelummu, serta mereka yakın akan adanya kehidupan akhirat.
Al-Quran surah 2. Al-Baqarah: 177:
و البر أن ولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن أنر : آمن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب واين. وآتى تال على حبه وی القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسائلين وفي الرقاب وأقام الصلوة وآئي الزكاة والمؤقت بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين لباس.
نيك الذين صدقوا. وأولئك هم التوت (البقرة: ۱۷۷ )
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang menterlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menimaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orung yang sabar dalam kesempitan, penderita dan dalam peperangan. Merekalah orang-orang yang benar (imama dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
Wallaahu A'lamam bishshawaab.
Dikutip verbatim dari KH. A. Musthofa Bisri, Fikih Keseharian Gus Mus, Surabaya, Khalista, 17-18.
Komentar
Posting Komentar