Inilah Tiga Dalil Mengikuti Sunnah Sahabat Nabi



Oleh KH. Munawir Abdul Fattah


Dalam istilah agama, yang disebut sahabat ialah seorang muslim yang hidup pada zaman Rasulullah, pernah melihat atau belum, dalam waktu lama atau hanya sebentar saja. "Sahabat" adalah sebutan yang diberikan oleh Nabi untuk kaum muslimin yang hidup pada zamannya. 

Mereka adalah orang-orang yang beruntung karena bisa melihat, menyaksikan, dan menerima langsung pelajaran Islam dari sumber utama dan pertama. Sudah tentu amalan mereka juga masih asli. Tak ada pikiran untuk merekayasa, apalagi mengubah ajaran seperti yang telah dilakukan Nabi.

Berkenaan dengan kedekatan para sahabat dengannya, lalu ada pesan khusus Nabi kepada kaum muslimin dan muslimat masa kini. Dengan mengikuti jejak para sahabat akan sangat dimungkinkan amalannya sama dengan amalan Rasulullah. Makanya, Rasul selalu menekankan agar kaum muslimin senantiasa mengikuti para sahabatnya.  

Dalil pertama, sabda Rasulullah:

قال صلى الله عليه وسلم: "أوصيكم بتقوى الله عز وجل والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عند فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين".

Rasulullah pernah bersabda: Aku berpesan kepadamu, hei kaum muslimin, hendaknya selalu bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, meski yang memerintah kepadamu itu seorang sahaya. Sebab, kehidupan kalian nanti bakal mengalami berbagai perbedaan (konflik). Maka, tetaplah kalian pada sunnahku (jalan/jejak) dan jejak para Khulafa' ar-Rasyidin yang mendapatkan hidayah Allah (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan sahih).

Dalil kedua, sebagaimana dimuat dalam kitab al-Muwaththa:

وروى مالك في الموطأ مرسلا أنه صلى الله عليه وسلم قال تركت فيكم أمرين لن تضلوا ماتمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله فعليكم أبها الإخوان بصحبة في السنة و الجماعة ولزوم طريقتهم فإن ملمتم عنها تشتت شملكم و ملمتم عن طريق الله تعالي ولا تتبع السبل فتفرق بکم عن سبيله أئ طريقه أى فتميل بكم وتفرقكم البدع عن طريق الحق". والمراد بالسنة طريقة صلى الله عليه وسلم والصحابة ومن تبعهم على طريقهم في العقائد والأعمال والأقوال.

Imam Malik meriwayatkan hadits (berstatus Mursal), Rasulullah bersabda: Aku wariskan dua hal yang bila kalian berpegangan dengan nya takkan tersesat selamanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rasulullah (hadits).

Oleh karena itu, wajib bagi kalian, hei saudaraku, mengikuti Ablusunnah wal Jama'ah, serta tetap pada jalan mereka. Apabila kalian lalim, tentu golongan kalian akan bercerai-berai. Demikian pula apabila kalian lalim dari jalan Allah. Ingat firman Allah, janganlah kalian mengikuti jalan-jalan selain tuntunan Nabi karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan Tuhan. Oleh sebab itu, kalian bisa jadi lalim dan bercerai-berai, menjalankan bid'ah, dan jauh dari perkara haq (benar). Yang dimaksud "sunnah ialah tuntunan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, dan jalan orang orang yang mengikuti Rasulullah dan sahabat sahabatnya, baik pada bidang akidah, amaliah (perbuatan), ataupun qauliyah (ucapan)

Dalil ketiga, sebuah hadits (berstatus Marfu):

وفي السنن مرفوعا- "الله الله في أصحابي لا تتخذونم عرضا من بعدی من أحبهم فبحبي أحبهم ومن أبعضهم فببغضهم أبغضهم ومن آذاهم فقد آذاني فقد آذى الله ومن آذى الله فيوشك أن يأحده". وقال 
سيدي عبد القادر الجيلاني قدس الله سره في كتابه الغنية فعلى المؤمن اتباع السنة والجماعة. فسنة ما سنه رسول الله صلى الله عليه وسلم, والجماعة ما اتفق عليه أصحابه رضي الله عنهم أجمعين

Allah berpihak kepada sahabat-sahabatku. Hendaknya kalian tak mempermainkan mereka setelah aku tinggalkan. Siapa mencintai mereka karena mencintai aku, aku juga akan mencintai mereka. Siapa membenci mereka karena benci kepadaku, aku juga akan membenci mereka.

Siapa menyakiti mereka, sama halnya menyakiti aku. Siapa menyakiti aku, itu sama halnya menyakiti Allah. Siapa menyakiti Allah, akan diusulkan dicabut nyawanya. 

Abdul Qadir al Jilany di kitab al-Ghinniyah menyampaikan: Seorang mukmin haruslah mengikuti faham Ahlussunnah wal Jama'ah. Ahlussunnah itu artinya mengikuti tuntunan Rasulullah dan jama'ah itu artinya mengikuti apa yang telah jadi kesepakatan sahabat-sahabat Rasulullah).

Lihat al-Majális al-Saniyah Syarh Arba in Nawáwy, him. 87-89
Hadits ke 22 dan kitab al-Arba'in al-Nawawy


Dikutip verbatim dari KH Munawwir Abdul Fattah Tradisi Orang-orang NU Yogyakarta Pustaka Pesantren hlm. 10-14

Baca Juga

Komentar