Herry Mardian
Beliau, di periode-periode belakangan dalam hidupnya, akhirnya memang menempuh jalan thariqah. Ia wafat sebagai seorang sufi. Ini yang tidak banyak diketahui orang, dan memang jarang diangkat.
Ibnu Taimiyah mengikuti jalur thariqah Qadiriyah, di bawah bimbingan Syaikh Ibnu Abi Umar bin Qudamah (note: keponakannya Ibnu Qudamah yang sangat terkenal itu).
Informasi tentang kuburan Ibnu Taimiyah dan perjalanan hidupnya, yang berbalik menjadi seorang sufi, cukup mudah ditemukan dari banyak sumber di dunia maya.
Lihat kuburan Beliau. Apakah rata, datar, tidak ada nisan? Normal saja.
Perlu digarisbawahi bahwa beliau tidak anti sufi atau anti tasawuf. Sebagai ulama fiqh, yang beliau tentang adalah tasawuf yang tidak sesuai dengan syariat. Tapi beliau bisa menerima tasawuf yang kuat syariatnya.
Ibnu Taimiyah, seorang ulama besar syariat yang dijuluki "Syaikhul Islam", dan termasuk ulama yang sangat getol dalam memerangi bid'ah pada jamannya, pernah menuliskan dalam bukunya Majmu'a Fatawa Ibn Taymiyya al-Kubra bab mengenai "At-Tasawwuf", dimana beliau menyebutkan bahwasanya, "(Tasawuf) ini adalah istilah yang diberikan kepada mereka yang mempelajari ilmu tentang penyucian diri (tazkiyyat an-nafs) dan Al-Ihsan."
Bahkan, dalam kitab Fatawa ini, Ibnu Taimiyah konon menyebut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, pendiri Thariqah Qadiriyah, dengan sebutan 'syaikhuna' (guruku) dan 'sayyidi' (tuanku)—tapi saya belum pernah memeriksa secara langsung.
Lalu, lanjut beliau pula, "As-sufi huwa fil haqiqa nau'un min as-siddiqin. Fa huwa as-siddiq alladzi ikhtassa bil zuhadi wal 'ibada," — Sufi pada hakikatnya adalah termasuk siddiq (jalan kebenaran), yakni siddiq yang mengkhususkan diri pada zuhud dan ibadah.
Ibnu Taymiyah juga sempat menuliskan sebuah syarh (ulasan, tinjauan) yang panjang dan penuh simpatik terhadap buku "Futuh Al-Ghaib"-nya Abdul Qadir Al-Jailani.
: :
#IbnuTaimiyah #sufi #tokoh #CatatanHM
Komentar
Posting Komentar