Akad Dulu Baru Jima'

Ust Ahmad Sarwat LC MA


Tidak halal jima' kecuali setelah akad. Urutannya harus akad dulu, baru boleh jima'

Keduanya tidak boleh dikerjakan bersamaan. Haram hukumnya melaksanakan akad sambil dibarengi jima'. Keduanya tidak boleh dilakukan dalam satu majelis. 

Kebelet-kebeletnya mau jima', ya kudu pindah ruangan dulu, jangan sampai jima' langsung dikerjakan di majelis akad, pak penghulu,  saksi-saksi dan para tamu masih ada di ruangan itu.

Halal sih tapi nggak gitu juga caranya. Setidaknya pengantin laki dan pengantin perempuan masuk kamar dulu lalu kunci pintu. 

Palingan juga dikatain sinting tuh pengantin. Baru juga akad, udah langsung main belah duren aje. Temuin dulu kek tuh para tetamu, keluarga, mertua, dan handai taulan yang hadir.

Dasar penganten kagak sopan. . . 

oOo

Sebenarnya cerita di atas bukan cerita betulan. Kisah macam itu sekedar ilustrasi satir saja. 

Dan sebenarmya saya juga sedang tidak membahas bab pernikahan, apalagi bab jima'.

Saya lagi membahas bab waris dan segala hukum yang terkait. 

Gara-garanya ada jamaah ngeyel mau bagi rata harta waris antara anak laki dan anak perempuan. 

Logika yang dia gunakan kelihatan cerdas tapi keliru. Dia bilang : 

Biar bagaimana pun, ujung-ujungnya harta warisan itu pastinya akan jadi milik kita juga sebagai anak. 

Dan kalau kita sebagai calon penerima warisan  sudah pada saling ridha dan ikhlas untuk dibagi rata, kenapa tidak boleh? 

Saya sempat mikir sebentar, Kira-kira bagaimana menjawab yang mudah dan gampang. 

Lalu tingggg . . .

Tiba-tiba ketemu ide perumpamaan satir akad dan jima' tadi. 

Maka saya jawab gini : Jima' itu baru halal kalau sudah akad, tapi nggak mentang-mentang lagi akad, langsung ujug-ujug berjima' di tempat.

Bisa njerit-njerit para tetamu lihat tingkah pasangan pengantin sinting kayak gitu. 

Setidaknya tunggu malam kek, atau tunggu tamu pada pulang dulu. Jangan langsung dieksekusi di tempat.

oOo

Maka dalam rapat pembagian harta waris begitu juga. Bagi dulu harta itu sesuai amanah dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, hadits dan kitab fiqih para ulama. 

Pastikan setiap ahli waris sudah benar-benar menerima haknya. Anak laki menerima dua bagian dari yang diterima anak perempuan. 

Setelah selesai pembagiannya, maka tutup dulu acara bagi waris itu. Baca doa penutup majelis, makan-makan dan masing-masing bawa pulang jatah warisannya. 

Nanti malam atau kapan waktu nanti, silahkan kalau mau saling berbagi harta masing-masing, silahkan saja. Tapi akad bagi warisnya sudah selesai dulu. 

Selewat itu mau belah duren sampai Shubuh ya silahkan saja.

Baca Juga

Komentar